SLTP 4 Limboto | Profil Sekolah | Kepala Sekolah | Dewan Guru | Program  Kerja | OSIS | Ilmu Sains dan Teknologi | Sekolah Lanjutan | IKIP Gorontalo
UG UIG ASMI | STAIN dan Akper | Pemerintahan | Pusat Informasi | Gorontalo Post | UU dan Peraturan | Gorontalo Hari Ini | Link Favorit Anda| Buku Tamu
Gorontalo Post
Pemerintah Kota Haramkan 
Gorontalo dari Narkoba 
Gorontalo--GP--Seruan Presiden Megawati Soekarno Putri agar rakyat dan Pemerintah bersama-sama memerangi masalah narkoba, mendapati respon positif Pemerintah Kota Gorontalo, serta segera menindaklanjutinya dengan mengambil langkah-langkah untuk mensterilkan Kota Gorontalo dari narkoba. 

Untuk mengantisipasi dampak negatif dari peredaraan dan penggunaan narkotika serta mencari upaya penanggulangannya, maka pada hari Selasa (2/7/2002) berlangsung Rapat Koordinasi untuk membahas realisasi pelaksanaan di lapangan yang dipimpin oleh Sekretaris Kota Gorontalo Drs. H. Abdul Wahab Talib,M.B.A. yang berlangsung di Ruang Kerja Sekretaris Kota Gorontalo. 

Sekretaris Kota Gorontalo mengatakan bahwa masalah penyalahgunaan dan peredaraan nazab (narkotika, zat adaktif, dan psikotropika) merupakan suatu gejala yang perlu mendapat perhatian serius dan segera ditanggulangi secara terpadu karena dapat menghancurkan masa depan bangsa. 

Untuk itu, salah satu upaya pencegahan adalah dengan melakukan perubahan sikap, pola pikir, serta pola tindak melalui upaya promotif, preventif, komunikatif, informatif, dan edukatif. Dengan upaya pencegahan itu diharapkan akan tercipta kesadaran, kewaspadaan,daya tangkal, serta sikap menolak dari masyarakat terhadap penyalahgunaan dan peredaraan gelap barang haram itu. 

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Gorontalo telah mencanangkan perang terhadap narkoba yang akan dipimpin langsung oleh Walikota Gorontalo, Dr. H. Medi Botutihe,S.E. di halaman Kantor Walikota Gorontalo pada Rabu, 3 Juli 2002 pukul 20.00 WITA. Untuk itu, seluruh warga kota diimbau untuk melakukan hal-hal sebagai berikut.

  1. Pemilik kendaraan bermotor roda 2, 3, dan roda 4 agar membunyikan klakson kendaraannya pada pukul 20.00 WITA. 
  2. Para Takmirul Masjid, Pengurus Gereja, serta rumah-rumah ibadah lainnya agar membunyikan beduk, lonceng, serta alat tabuh lainnya pada saat yang sama. 
  3. Para nakhoda kapal yang sedang berlabuh di Pelabuhan Gorontalo agar membunyikan alarm dan sirene pada waktu yang telah ditentukan.
  4. Pernyataan perang terhadap narkoba ini akan dilaksanakan satu minggu dua kali yang setiap malam Kamis dan malam Minggu pukul 20.00 WITA. 
Rapat tersebut dihadiri oleh Polri, Kodim, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Infokom, Organda, serta para Camat. (GP51). 

Walikota Gorontalo 
Menggelar Pawai Antinarkoba

Gorontalo--GP--Genderang perang antinarkoba yang ditabuh Presiden RI, Megawati Soekarno Putri, ketika beliau berkunjung ke Gorontalo Sabtu (29/6/2002) mendapat respon yang sangat serius dari Pemerintah Kota Gorontalo. Pernyataan perang 'antibarang haram' yang telah memakan korban jutaan jiwa itu kini tidak hanya sebatas berita lewat media massa, ceramah, dan hanya penyuluhan belaka, melainkan mulai diaktualisasikan secara terbuka dalam bentuk tindakan nyata. Contoh kecil saja, mulai Rabu (3/7/02) Walikota Gorontalo menempuh cara baru dengan menyatakan perang secara terang-terangan terhadap pengedaran serta pemakaian barang-barang laknat tersebut di kawasan Kota Gorontalo. 

Pernyataan perang terang-terangan ini diwujudkan dengan penggelaran konvoi massa yang mengitari jalur-jalur yang diduga kuat merupakan pusat pengedaran narkoba. Konvoi perang ini merupakan langkah awal untuk membersihkan Kota Gorontalo dari praktik pemakaian narkoba dalam rangka mengaktualisasikan cita-cita baru menjadikan Gorontalo sebagai 'Serambi Madinah'. Ungkapan Gorontalo sebagai 'Serambi Madinah' merupakan ungkapan lama yang pernah hidup dalam masyarakat Gorontalo yang secara perlahan telah hilang akibat masa penjajahan Belanda yang cukup lama serta dominasi Manado sebagai ibu kota provinsi pada era pada tahun 1960-an hingga tahun 2000. 

Kegiatan itu melibatkan ratusan pelajar dari berbagai sekolah yang ada di Kota Gorontalo. Peserta dilepas dari Rumah Dinas Walikota Gorontalo tepat pukul 20.30 WITA. Peserta menggunakan mobil dengan aneka plakat, yang antara lain, bertuliskan "Anti-Narkoba", bergerak mengelilingi Kota Gorontalo, dengan melewati jalur-jalur yang diindikasikan sebagai sarang narkoba. 

Adapun rute yang dilewati adalah berawal dari rumah Dinas Walikota, menuju Jalan M.T. Haryono, Jalan S. Parman, Raja Eyato, kemudian menuju ke Jalan Ahmad Yani, melewati Rumah Makan Pitate, Jalan Agus Salim, hingga perlimaan Telaga. Selanjutnya, rombongan terus bergerak menuju ke kawasan lokalisasi Tenda Biru, Jalan Pangeran Hidayat, dan terakhir kembali ke Rumah Dinas Walikota. 

Selama dalam perjalanan, peserta konvoi itu diintruksikan untuk membunyikan klakson serta aneka tambuhan untuk menarik perhatian masyarakat umum. Kegiatan ini akan digelar kembali pada Senin-Rabu (7-9/7/02 ). 

Lima Menteri dan Lima Duta Besar 
Hadir dalam Peringatan Harganas IX 
di Provinsi Gorontalo

Gorontalo---GP--Ada 5 Menteri serta 5 Dubes yang menyempatkan diri hadir dalam pelaksanaan puncak Harganas 29 Juni 2002 di ibu kota Provinsi Gorontalo. Mereka adalah Menteri Dalam Negeri & Otonomi Daerah, Hari Sabarno; Menteri Pertanian, Menteri Kesehatan, Menteri Perhubungan, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan. Sedangkan lima orang Duta Besar adalah Dubes Cina, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, dan Duta Besar Filipina. Tamu lainnya adalah para Dirjen serta para pejabat eselon I dan II. Para Gubernur yang turut hadir sebanyak 18 orang, disertai Ketua DPRD, antara lain DPRD DKI Jakarta. 

Sementara itu, tamu-tamu yang datang selain dari daerah-daerah, ada juga rombongan para dokter ahli. Di samping itu hadir pula rombongan Paspampres yang jumlahnya mencapai 42 orang serta BKKBN Pusat 13 orang, kemudian tamu PKK Pusat 27 orang, panitia pusat 60 orang, dari beberapa perusahaan swasta, antara lain dari PT. Petrokimia Gresik, dan PT Pos Indonesia 8 orang.
Gorontalo--GP--Pesawat Pelita Air Foker 28 PK-PJO "Wamena" yang membawa rombongan Megawati di Bandara Djalaludin pukul 10.50 WITA. Presiden Mega yang didampingi suaminya, Taufik Keimas, menuruni pesawat disambut Gubernur Gorontalo Ir. Fadel Muhammad yang didampingi Ny.Hana Hasanah Fadel, Pangdam VII/Wirabuana Mayjen A. Yahya, Kapolda Sulut dan Danrem Santiago. Sambil menuju ruangan VIP Bandara Djalaludin, Mega mendapat pengalungan bunga dari Nou dan Uti Gorontalo. 

Ratusan Ribu Rakyat Gorontalo 
Menyambut Kedatangan Presiden Megawati

Gorontalo--GP---Kedatangan Presiden Megawati Soekarno Putri ke Gorontalo dalam rangka Pencanangan Puncak Peringatan IX Harganas, 29 Juni 2002, peresmian renovasi gedung pendaratan Bung Karno di tepi Danau Limboto Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, dan penanaman perdana jagung NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di Desa Tinelo Kecamatan Batudaan, Kabupaten Gorontalo. 

Setelah istirahat selama 10 menit, Presiden dan rombongan menuju ke rumah dinas Gubernur di Kota Gorontalo. Perjalanan dari Bandara di Isimu ke Kota Gorontalo berjarak 30 km yang biasanya memakan waktu 30 menit ternyata harus ditempuh selama dua jam perjalanan. Bahkan selama perjalanan Mega berjanji akan kembali berkunjung ke Gorontalo dalam rangka meresmikan Monumen NKRI di Gorontalo. 

Satu hal yang cukup menarik di kawasan bandara ribuan warga dari sela-sela kebun jagung di balik pagar berteriak Mega! Mega!br>
Ketatnya petugas keamanan, khususnya Paspampres (Pasukan Pengawal Keamanan Presiden), tidak membuat surut ratusan ribu warga Gorontalo yang menyemut di pinggiran jalan. Warga berdiri mulai dari bandara hingga ke Kota Gorontalo laksana rangkai rantai yang tidak pernah putus. Ribuan umbul-umbul dan spanduk terpampang di setiap sudut jalan, baik jalur yang dilalui Megawati maupun tidak. Begitu pula sejuta pot bunga yang dicat merah putih turut menyemarakan kedatangan Megawati. 

Presiden pertama wanita ini ingin melihat langsung dan membalas salam dan lambayan tangan warga Gorontalo di sepanjang jalan menuju lokasi lapangan Taruna Remaja. Ratusan warga mengelu-elukan kedatangan Presiden. Para siswa mulai dari SD, SLTP, sampai SMU/SMK yang menggunakan seragam sekolah sambil melambai-labaikan bendera merah putih berukuran kecil. Ada pula yang menggunakan atribut PDIP sambil mengibas-ngibaskan bendera partai. Malah ada yang mengusung poster Megawati. Mulai dari orang tua hingga anak-anak antusias melihat Presiden Mega. Mereka seakan ingin menggapai tangannya ke mobil Presiden RI tersebut. Penjagaan keamanan dilaksanakan superketat. Rute perjalanan tidak berubah, yakni melewati Limboto, Telaga, Jalan Andalas, Jalan Pangeran Hidayat (dua susun), depan IKIP Gorontalo, Jalan Basuki Rahmat, hingga ke rumah dinas. 

Sekitar pukul 11.45 WITA Presiden bersama rombongan termasuk Menteri Pertanian, Menteri Kimpraswil, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan serta beberapa Duta Besar tiba di rumah dinas Gubernur. Mereka langsung disambut secara adat. 

Begitu mobil yang ditumpangi mendekati gapura rumah dinas, Mega langsung disambut oleh pasukan adat (longgo) dengan Hantalo Lipu (genderang adat) yang dilanjutkan dengan Mopodiyambango(mempersilakan melangkah) sambil diiringi 'sayiya lao-lao' (kesenian khas daerah Gorontalo). 

Setiba di rumah dinas, Presiden Megawati langsung menuju ke kamar yang dahulu ditinggali oleh mendiang Ayahandanya, Presiden Soekarno. Sekitar 30 menit prosesi adat berlangsung. Presiden Megawati dan suaminya mendapat gelar adat Gorontalo 'Pulanga Tinepo' (gelar adat kehormatan) sebagai 'Ti Mbui Lo Putodu Lipu' (Putri terbaik Indonesia penerus kharismatik kepemimpinan bangsa dan negara), sedangkan suaminya Taufik Kemas diberi 'Pulanga Tinepo' sebagai 'Lahidiya Lo yiladiya' (Putra Indonesia terbaik yang setia dalam pengabdian bangsa dan Negara). 

Tahapan demi tahapan dalam 'Mopotilolo' (suguhan adat) dilaksanakan dengan lancar, dan kembali Mega masuk ke kamar untuk berias diri yang akhirnya berjalan sambil didampingi Gubernur Gorontalo bersama istri menuju ke pangggung utama tempat pelaksanaan acara puncak peringatan Harganas. 

Dengan melintasi panggung panjang yang menjorok dari panggung VVIP sampai halaman rumah dinas. Pada acara puncak, Megawati memberikan sambutan dan penghargaan selama 90 menit. 

Selama di rumah dinas Gubernuran, Presiden Megawati bolak-balik masuk ke kamar tempat Bung Karno. Raut wajahnya begitu terharu ketika Ny. Hana Hasanah Fadel memperlihatkan foto-foto keluarga Bung Karno dan Megawati sewaktu kecil. Bung Karno pernah mengunjungi Gorontalo pada tahun 1951 dan pernah tidur di kamar tersebut. Ny. Hana juga menjelaskan bahwa kamar tersebut sebenarnya telah disiapkan untuk Ibu Mega bermalam, namun sayang keinginanan masyarakat Gorontalo tidak kesampaian. 

Perasaan yang sama dialami Mega saat mengunjungi stand pameran IKIP Gorontalo. Saat itu Rektor IKIP meminta agar Megawati berkenan mampir ke stand mereka dan diperlihatkanlah dokumen Bung Karno ketika berkunjung ke Gorontalo beberapa puluh tahun lalu. 
Lama Mega tertegun mengenang mendiang ayahanda tercinta. Cukup lama dia berdiri dan berulang-ulang memperhatikan dokumen satu per satu juga di saat melihat video perjalanan Soekarno yang ditampilkan IKIP Gorontalo. Sekitar 10 menit Mega menatapi kegagahan ayahnya, sambil mendengarkan penjelasan gambar oleh Rektor IKIP Gorontalo, Dr. Ir. Nelson Pomalingo,M.Pd. Setelah itu, Mega melanjutkan perjalanannya menggujungi stand lainnya. Dari lokasi Pameran, Presiden menuju ke rumah dinas untuk santap siang. Sekitar 1 jam di rumah dinas, Ibu Mega langsung munuju ke Iluta tempat pendaratan pesawat yang ditumpangi Presiden Soekarno pada tahun 1951. Di Iluta sekitar 25 Menit, Ibu Mega mengamati dengan saksama foto dan lokasi pendaratan. Bahkan Presiden sempat turun ke tangga di Danau Limboto. 
Setelah itu, presiden bersama rombongan melanjutkan perajalan ke Tinelo untuk melakukan Panen Raya Jagung dan menanam bibit jagung NKRI. Beliau didampingi Taufik Keimas dan Gubernur. Setelah itu, Presiden menuju ke Bandara. Tepat pukul 19.00 WITA Presiden bersama 5 menteri langsung bertolak dari Bandara Jalaluddin Gorontalo menuju ke Jakarta. 

Gorontalo sebagai Pusat 
Kebudayaan Islam di Indonesia Timur

Gorontalo--GP--Setelah menjadi satu provinsi, Gorontalo benar-benar mendapat perhatian serius dan menjadi daya tarik tersendiri bagi Pemerintah Pusat. Melejitnya nama Gorontalo yang dipimpin Ir. Fadel Muhamad ini merupakan angin segar baru sehingga Gorontalo tidak dapat diremehkan oleh daerah lainnya. Sekalipun baru seumur jagung, lahir 5 Desember 2000 bertepatan tanggal 8 Ramadan 1421 H, Gorontalo telah membuat banyak debut di kancah Nasional, bahkan internasional. Sebut saja pada hari ulangnya yang pertama, 16 Februari 2002 lalu, Provinsi Gorontalo mendapat hadiah ulang tahun berupa pembangunan megaproyek bidang perikanan dan kelautan dengan nilai miliaran rupiah dari Pemerintah Pusat. Setelah itu, pembangunan bandara kargo untuk mendukung eksor langsung produk asal Gorontalo ke mancanegara, khususnya ke Filipina, Taiwan, Jepang, dan kemungkinan ke Amerika Serikat. Yang tidak kalah menarik adalah dipilihnya Kota Gorontalo sebagai kota yang paling transparan dalam pembangunannya, yang diakui secara nasional dan internasional, khususnya UNDP (the United Nations Development Program). Yang lain lagi, adalah dipilihnya Provinsi Gorontalo sebagai model pembangunan dengan sistem 'management enterpreuner government' di Indonesia melalui pembuatan Neraca Laporan Keuangan Gorontalo, di mana Pemerintah Pusat telah mengucurkan dana sebesar Rp 3 miliar sebagai wujud dukungan penuh terhadap pelaksanaan program itu.

Kini, giliran Menteri Agama, Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al-Munawar telah menempatkan Provinsi Gorontalo sebagai pusat pengembangan Kebudayaan Islam di Kawasan Timur Indonesia. Mengapa Menteri Agama kita tertarik dan memilih Gorontalo? Itu karena masyarakat Gorontalo dipandang masih tetap memegang teguh warisan para leluhur: "Adat bersendikan Syarak dan Syarak bersendikan Kitabullah (Al-Quran)", dan sejak dahulu Gorontalo dikenal sebagai Kota 'Serambi Madinah'. Kedua alasan itulah yang menjadi alasan utama mengapa Gorontalo dijadikan sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam. Karena itu, benarlah ungkapan Bung Karno sewaktu berkunjung ke Gorontalo tahun 1950-an bahwa Gorontalo adalah sebagai Kota Perjuangan dan Kota Pelajar. 

Namun, harus kita sadari bahwa kegembiraan warga Gorontalo tidak boleh hanya sebatas wacana, melainkan harus dibuktikan bahwa Gorontalo memang sanggup memikul dan mewujudkan kepercayaan Pemerintah Pusat tersebut. Sebagai warga dan masyarakat Gorontalo, kita harus berpikir secara profesional, logis, dan berwawasan nasional. Bukan waktunya lagi bagi kita untuk berpikir secara parsial, terbatas pada kawasan seluas kabupaten atau kota. 

Beban ini memang tidak ringan, tetapi kita harus bisa mewujudkannya dengan berbagai upaya, doa, dan ikhtiar. Alangkah memalukan dan akan terasa sebagai nista bilamana amanah dan kepercayaan Pemerintah Pusat yang amat berharga dan mulia ini tidak dapat kita wujudkan. 

Berbagai kasus dan tindakan yang melanggar adat dan agama, harus segera kita libas hingga ke akar-akarnya. Adalah suatu naif apabila kita selalu menyanjung-nyajung warisan para leluhur kita di mana adat dilandasi syarak (agama Islam), dan syarak (Islam) berdasarkan Kitabullah (Kitab Suci Al-Quran), lalu kita tidak bisa mencerminkan perlaku seperti itu.

Sebagai warga Gorontalo kita harus yakin bahwa warga Gorontalo yang dikenal gigih, teguh, dan sangat patriot akan mampu untuk memikul amanah yang suci ini. Semoga masyarakat Gorontalo yang Islami akan senantiasa tecermin dalam perilaku dan tata pergaulan hidup kita sehari-hari. Semoga Allah swt. selalu memberikan taufik, hidayat, dan petunjuknya kepada kita. Amin, ya Rabbal alamin. 

Peresmian Kantor 
Kejaksaaan Tinggi Gorontalo

Gorontalo--GP--Clean Government 'pemerintahan yang bersih' yang didengung-dengungkan selama ini di Gorontalo bakal menjadi kenyataan. Jaksa Agung Muda Pengawasan, Ahmad Lopa,S.H., meminta kepada jajaran kejaksaan Tinggi Gorontalo untuk mengusut tuntas berbagai tindak korupsi dan KKN, termasuk kasus KUT. "Saya berharap agar setelah diresmikannya kantor sementara Kejati Gorontalo ini bisa menjadi tonggak peningkatan pelayanan penengakkan di bidang hukum bagi pencari keadilan," tegasnya pada acara peresmian Kejati Gorontalo yang sekaligus penyerahan aset Kejati Sulut ke Gorontalo di Kejati Gorontalo Jalan 23 Januari. 

Pada saat acara penyerahan aset ikut hadir Kejati Sulut, Martinus Manoy, S.H., Kepala Kejati Gorontalo pertama, Safri Basir,S.H.. Acara penyerahan itu disaksikan Gubernur Gorontalo, Ir. Fadel Muhammad, dan Wakil Gubernur, Ir. Gusnar Ismail, M.M.

Selanjutnya Jaksa Agung Muda, Ahmad Lopa,S.H. yang adik (almarhum) Baharuddin Lopa, mengharapkan agar pengusutan berbagai kasus membutuhkan kesungguhan aparat kejaksaan mulai dari tingkat bawah hingga kem tingkat yang paling tinggi. Tetapi semua itu tentu sa membutuhkan peran dan partisipasi masyarakat, tegas Ahmad Lopa yang membacakan sambutan Jaksa Agung RI, M.A. Rahman,S.H.

Berbagai kekurangan yang ada sekarang ini bukan berarti mengurangi tugas yang ada. Harus disadari pula oleh para penegak keadilan bahwa Gorontalo adalah provinsi baru yang menjadi pusat perhatian. "Ya, ini kan baru, masih banyak kekurangan yang harus dibenahi," ujar Ahmad Lopa. 

Berdirinya Kejati ini merupakan permintaan langsung dari Gubernur Fadel Muhammad sebagai kelengkapan Pemerintah Pusat yang harus segera membenahi segala kekurangan dan akan menjadi sumber berbagai masukan dalam saat dengar pendapat dari seluruh staf Kejati dan Kejaksaan Gorontalo. "Saya akan menyampaikan langsung kepada Kejaksaan Agung setiba saya di Jakarta," tegas Ahmad Lopa,S.H. kepada Harian Gorontalo Post. 

Terungkap dalam acara dengar pendapat itu bahwa sekarang sarana dan prasarana, seperti rumah dinas para asisten dan staf lainnya belum ada. Demikian pula dengan peralatan kantor, dan yang lebih memiriskan lagi adalah bahwa gaji para pegawai dan para asisten masih diterima dari kantor lama tempat mereka bekerja. Menanggapi masukan tersebut, Ahmad Lopa,S.H., tidak bisa memberikan jawaban yang pasti. Namun, beliau akan melaporkan hal tersebut kepada Kejaksaan Agung. 

Anggaran Kajati Provinsi Gorontalo akan turun pada tahun 2003. Sambil menunggu turunnya dana tersebut, segala beban atau biaya harus ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo sendiri. 

Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad sendiri mengatakan memang keberadaan Kantor Kajati itu sendiri merupakan satu permintaan Pemerintah Gorontalo kepada Pemerintah Pusat. Setelah dibahas, disepakati bahwa Pemerintah Provinsi akan menyediakan beberapa fasilitas untuk menunjang proses awal dari Kajati itu sendiri sambil menunggu anggaran dari Kejaksaan Agung. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menyediakan lahan seluas 2,5 hektar di Desa Tota Utara, Kecamatan Kabila untuk dijadikan sebagai pusat perkantoran dan rumah dinas. "Kajati merupakan salah satu kelengkapan pemerintah dan merupakan mitra kerja pemerintah," ungkap gubernur. 

Deskripsi Jenis-Jenis Narkoba 
(Disadur dari Harian Gorontalo Post)

1. Ekstasi 

Ekstasi (ecstacy) adalah zat sintetik amfetamin yang dibuat dalam bentuk pil. Ekstasi mempunyai beberapa nama lain, salah satunya adalah 'ineks'. Pil ini bekerja sebagai perangsang saraf pusat otonom. Pemakai akan merasa sangat gembira dan penuh percaya diri. 

Ekstasi dapat memacu detak jantung secara hebat hingga denyut (ketukan berirama) dari degup jantung berdengung di daerah telinga. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya 'house music' yang mempunyai irama cepat sehingga sesuai dengan irama di kuping pemakai ekstasi, yang disebut 'tripping'. 

Setelah musik berhenti, sang pemakai biasanya merasa gelisah dan terus menggoyang-goyangkan kepala sesuai denyut jantungnya. Secara normal denyut jantung manusia dewasa berkisar 60 detakan per menit. Apabila menggunakan ekstasi, maka denyut jantung kita bisa mencapai 120 detakan per menit. 

Ekstasi dapat menimbulkan rasa ketergantungan yang sangat kronis. Kalau diputus penggunaannya, badan si pemakai akan terasa sangat capai dan depresi. Pemakaian yang overdosis terhadap ekstasi akan menyebabkan perasaan panik, halusinogenik, muntah, diare, dan kejang-kejang. 

2. Shabu-Shabu (SS) 

Shabu-shabu adalah zat metilamfetamin (turunan amfetamin), di mana namanya meminjam nama sebuah masakan dari Jepang. Shabu-shabu berbentuk kristal putih mirip vetsin. Ia mudah larut dalam alkohol dan air. Shabu-shabu termasuk jenis stimulan yang merangsang sistem saraf pusat otak, yang berdampak lebih kuat dan cepat daripada ekstasi. 

Pemakai shabu-shabu akan merasa lebih bersemangat, penuh percaya diri, lebih berani, dan merasa sangat senang. Semua aktivitas tubuh menjadi lebih cepat dan amat berlebihan. Si pemakai juga menjadi curiga secara berlebihan kepada semua orang di lingkungannya. Akibatnya, dia menjadi sangat terganggu. 

Penggunaan shabu-shabu yang berkepanjangan akan menghancurkan organ tubuh si pemakaianya. 

3. Ganja

Ganja berasal dari tanaman Cannabis sativa, sering juga disebut 'gele' atau 'cimeng'. Tumbuhan ini mengandung zat narkotik yang memabukkan. Dalam dosis tertentu, ia bisa digunakan untuk kepentingan medis. Ganja dapat menimbulkan euforia (rasa gembira), tenang, rasa apatis kepada lingkungan, dan rasa tenteram. 

Akan tetapi, pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan orang menjadi lamban dan sangat apatis. Ganja juga bisa menyebabkan ketergantungan karena sama dengan obat, ia memiliki zat aditif yang dapat membuat orang ketagihan untuk memakainya kembali. Ia mampu mengubah struktur fungsi saraf dan dapat menimbulkan kesenangan serta ketenteraman. 

4. Putaw

Putaw adalah nama sejenis arak Cina. Tetapi putaw yang satu ini adalah dietil morfin. Ia berbentuk bubuk. Pemakaiannya lewat suntikan atau dihirup. Putaw berasal dari morfin yang diubah gugus kimianya sehingga kekuatannya melonjak 5-6 kali daripada morfin.

Pada dosis tertentu, morfin dapat menghilangkan rasa sakit atau menimbulkan efek-efek lain yang diperlukan manusia untuk kepentingan medis, seperti pada pasien kanker,yang disebut 'dosis terapi'.

Biasanya 10 mg morfin sudah cukup untuk menghilangkan sakit dan menimbulkan rasa nyaman. Jika digunakan tanpa takaran, morfin dapat mempengaruhi fungsi syaraf yang bekerja secara otomatis,seperti kelenjar keringat, jantung, dan ginjal. Akibatnya, jika pemakaian obat dihentikan, sistem tadi sangat terpengaruh, sehingga timbullah rasa berkeringat dingin, mata berair, beringis, berdiri bulu kuduk, rasa sakit, dan rasa gelisah luar biasa.

Gorontalo Post Online, klik di sini !